Thursday, December 30, 2010

Vegetarianisme Sebagai Pilihan Hidup


PDF Print E-mail
Written by webmaster   
Oleh Hira D. Ghindwani

Vegetarianisme, atau pola makan sayuran kini menjadi gerakan universal. Berbagai kalangan masyarakat mempraktikkannya karena alasan kesehatan, pelestarian lingkungan hingga spiritualitas dan ideologi.

Tulisan ini membahas berbagai aspek vegetarianisme termasuk apa kata agama Hindu tentang vegetarianisme.

Keragaman Vegetarianisme
Vegetarianisme ringan tidak mengkonsumsi daging hewan darat, tapi masih makan ikan, telur dan susu serta produknya. Ini disebut semi-vegetarian dan dilakukan oleh pemeluk berbagai agama, terutama untuk alasan kesehatan.

Lacto-ovo vegetarian tidak mengkonsumsi daging dan ikan, tapi makan telur dan susu. Ini umum di kalangan masyarakat Barat. Lacto vegetarian hanya makan produk nabati dan susu, yang dipraktikkan sebagian masyarakat India.

Vegetarianisme ketat disebut Vegan yaitu hanya makan produk nabati, tidak mengkonsumsi susu dan madu dan tidak menggunakan produk dari kulit hewan. Penganut vegan juga anti peternakan hewan karena dianggap merusak lingkungan dan memperlakukan hewan dengan kejam.

Vegetarianisme paling ketat adalah Buddhist dan Jain Vegetarianism, juga disebut pola makan Satvika. Selain tidak makan produk hewan, juga tidak mengkonsumsi makanan yang memberikan rangsangan berlebihan (rajasika) pada tubuh, misalnya bawang. Masyarakat Jain juga tidak makan sesuatu yang dianggap tidak punya energi terang, yaitu umbi-umbian (tumbuh di bawah tanah) dan jamur (karena tumbuh dalam kegalapan). Penganut Jain yang taat menutup mulut dan jalan tanpa alas kaki agar tidak menyakiti makhluk kecil dan tidak terlihat.

Terakhir adalah pola makan vegan dan mentah. Mereka hanya makan buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur mentah agar tidak merusak bumi, atau karena alasan kesehatan. Hal ini dianggap lebih satvika bagi tubuh dan pikiran, serta hemat sumberdaya.

Mengapa menjadi vegetarian?
Ada berapa alasan mengapa orang menjadi vegetarian. Pertama. Kesehatan. Mungkin ini alasan yang utama saat ini. Orang menjadi vegetarian bisa jadi karena mengidap penyakit seperti jantung, darah tinggi, kolesterol, kanker. Sebagian menjadi vegetarian ketika mengetahui bahwa peternakan yang memproduksi daging, ikan dan udang menggunakan bahan kimia berupa hormon, antibiotik, pestisida, pengawet dan penggemuk. Bahan kimia tersebut tersisa dalam daging yang kemudian dimakan manusia. Ancaman penyakit seperti sapi gila, flu burung dan flu babi juga membuat orang menghindari makan daging. Banyak orang mulai sadar bahwa pola  makan vegetarian meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga tidak sering sakit.

Kedua. Pelestarian lingkungan menyebabkan banyak aktivis lingkungan menjadi vegetarian. Pada era 1980an, ada kampanye selamatkan hutan Amazon, yang memicu gerakan anti daging sapi, terutama hambur-ger dari gerai cepat saji. Alasannya: ratusan ribu hektar hutan Amazon ditebang untuk dijadikan padang rumput bagi peternakan sapi; dagingnya dikirim ke Amerika Serikat untuk dibuat hamburger. Karena itu, banyak aktivis lingkungan memboikot gerai hamburger.

Diperlukan 13 kalori input untuk menghasilkan 1 kalori dari daging sementara diperlukan hanya 6 kalori input untuk menghasilkan 1 kalori dari pangan nabati. Diperlukan 25 gallon air untuk menghasilkan satu pon gandum, tapi diperlukan 5,000 gal lon air untuk menghasilkan satu pon daging sapi Kalifornia. Artinya, peternakan hewan amat boros sumber daya dan energi..

Ketiga . Pemanasan global . Vegetarianianisme juga dianggap sebagai cara untuk mengatasi pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Produksi daging menimbulkan emisi gas rumah kaca (penyebab pemanasan global) berupa metana. Operasi peternakan dan pengangkutan daging menggunakan bahan bakar fosil cukup besar yang memicu pemanasan global. pabrik. Laporan Inter-governmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan salah satu solusi mengatasi perubahan iklim adalah mengurangi konsumsi daging.

Keempat. Keadilan dan etika. Setiap tahun 800 juta orang kelaparan di dunia, dan 20 juta orang meninggal karena kekurangan gizi. Jika orang Amerika mengurangi makan daging 10% saja, maka seratus juta orang bisa diberi makan dari lahan peternakan yang diubah menjadi ladang pangan. Peternakan modern memberi makan jagung dan kedelai pada hewan, yang kemudian disembelih untuk menghasilkan daging bagi orang kaya, dengan harga yang disubsidi pemerintah. Ini adalah ketidakadilan. Lebih banyak pangan yang bisa dihasilkan bila orang tidak menghabiskan sumberdaya untuk memproduksi daging.

Banyak orang di Barat berhenti makan daging setelah melihat kekejaman terhadap hewan di peternakan dan rumah jagal. Bayangkan anak sapi yang tidak mendapatkan susu karena induknya harus memenuhi produksi susu untuk manusia. Di timur, etika tindakan non-kekerasan (ahimsa) merupakan alasan untuk menjadi vegetarian.

Kelima. Agama dan spiritualitas. Banyak pemeluk agama Hindu, Buddha dan Jain menjadi vegetarian karena mengikuti anjuran agama. Banyak keluarga di India, adalah vegetarian secara turun temurun. Ada pula orang atau sekte dari agama lain yang menjadi vegetarian karena alasan spiritualisme, yaitu sikap anti kekerasan dan sayang pada semua makhluk ciptaan Tuhan.

Mitos tentang vegetarianisme Apakah anak-anak bisa tumbuh sehat dan pintar dengan menjadi vegetarian? Apakah tubuh tidak lemas? Apakah libido seksual tidak terganggu? Pertanyaan ini dipicu oleh mitos tentang fungsi daging dan gizi.

Pemikiran bahwa anak tidak akan tumbuh sehat dan pintar bila menjadi vegetarian tidak beralasan. Tubuh memerlukan protein untuk tumbuh, yang tidak harus berasal dari daging. Korokoroan, kacang-kacangan dan biji-bijian menyediakan protein yang cukup untuk pertumbuhan dan nutrisi otak. Bila vegetarian menghambat pertumbuhan, maka orang-orang India, yang banyak menjadi vegetarian dari kecil, tidak akan mampu bersaing di kancah internasional dalam bidang teknologi informasi.

Menjadi vegetarian tidak akan membuat tubuh lemas apabila asupan karbohidrat dan lemak cukup. Ini adalah mitos yang dipicu oleh sugesti dan salah paham tentang nutrisi. Demikian pula dengan libido seksual. Coklat, strawberry, pisang, alpukat adalah pemicu libido seksual, dan aman dikonsumsi. Sebaliknya daging kambing yang dikatakan merangsang gairah seks, tidak aman karena meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan serangan jantung.

Mitos ini dipicu semboyan empat sehat lima sempurna, dipromosikan industri susu dan daging. Di Amerika Serikat, semboyan yang dijadikan anjuran resmi pemerintah sejak 1950an kini mulai diganti. Gantinya adalah “empat kelompok Makanan Baru”, terdiri dari biji-bijian utuh, sayuran, koro-koroan dan buah-buahan. Pola ini menggeser daging yang dulu dianggap sebagai pusat dari pola makan sehat.

Vegetarianisme dalam Hindu Hindu menyebutkan tiga pola makan: satvika, rajasika dan tamasika. Pola makan Satvika meningkatkan prana (kehidupan), kekuatan mental dan menajamkan intelek. Makanan ini bersifat segar dan alami, direbus, tidak mempunyai rasa tajam, biasanya merupakan sayuran, biji-bijian dan buah.

Rajasika adalah pola makan yang merangsang orang menjadi aktif secara fisik. Makanan ini mencakup daging, bumbu tajam, rasa asam, pedas, pahit, asin, dan digoreng.

Tamasika adalah pola makan yang menimbulkan kemalasan tubuh dan pikiran. Makanan ini adalah yang busuk, disimpan berhari-hari, dimasak berulang-ulang, diolah berlebihan.

Ketiga pola makan ini adalah pilihan, tergantung perilaku dan pikiran serta aktivitas seseorang. Konsekuensinya juga berbeda dan itu yang perlu kita dipahami. .

Dalam Weda, setiap bentuk kehidupan dinyatakan mempunyai kesadaran dan energi. Setiap kehidupan dianggap suci. Bersama dengan pemahaman tentang karma, pandangan ini melandasi vegetarianisme yang berawal di India. Weda juga menganjurkan hidup hemat sumberdaya, sebagai bagian dari tugas manusia untuk memelihara alam.

Yajur Weda mengatakan, “Jangan melukai makhluk yang hidup di bumi, di udara dan dalam air”. Juga dikatakan “Hendaknya kamu tidak menggunakan tubuh yang diberikan Tuhan untuk membunuh makhluk Tuhan, apakah itu manusia, hewan atau apapun”

Manu Samhita menganjurkan: “ setelah mempertimbangkan asal usul daging dan kekejaman menjagal dan membunuh, biarkanlah orang menghindari makan daging sama sekali”.

“Ahimsa adalah dharma tertinggi. Ahimsa adalah tapa terbaik. Ahimsa adalah anugerah tertinggi. Ahimsa adalah pengendalian diri tertinggi. Ahimsa adalah pengorbanan tertinggi. Ahimsa adalah kekuatan tertinggi. Ahimsa adalah teman tertinggi. Ahimsa adalah kebenaran tertinggi. Ahimsa adalah ajaran tertinggi” kata Mahabharata

Walaupun dalam Hindu ada anjuran menjadi vegetarian, atau setidaknya menghindari menyakiti makhluk lain, pilihan tetap di tangan masing-masing orang. Pilihan pola makan mempunyai fungsi dan karma masing-masing. Yang juga penting adalah menghormati pilihan orang lain.

Hira D. Ghindwani, pengamat kehidupan tinggal di Batubulan, Bali.

No comments:

Post a Comment