Wednesday, August 24, 2011

Vegan adalah Solusi Tercepat dan Paling Hijau

Mendinginkan Bumi dengan Seketika
Marianne Thieme, rekan pendiri Partai bagi Para Satwa di Belanda, telah meringkas dengan jelas keuntungan lingkungan dari pengurangan daging dalam pola makan. Contohnya, jika semua orang Inggris menghindari daging selama tujuh hari dalam seminggu, hal itu akan setara dengan mengubah separuh dari 25 juta rumah tangga di negara itu menjadi rumah beremisi nol. Selama enam hari seminggu, hal itu akan sama dengan 29 juta mobil di negara itu sama sekali dihilangkan dari jalan-jalan.
Perbandingan dengan Pola Makan Omnivora Konvensional · Pola makan organik [makanan hewani] menghasilkan penghematan 8% emisi GRK
· Pola makan vegan, non-hewani menghasilkan emisi GRK kurang dari 1/7 emisi pola makan daging – penghematan 86% dalam emisi GRK.
· Pola makan vegan organik menghasilkan penghematan 94% emisi GRK. [i]
Laporan Foodwatch tentang efek gas rumah kaca dari pertanian konvensional dan organik di Jerman
[Oleh karenanya,] yang paling ramah lingkungan dari semua kebijakan hijau, yang paling ramah lingkungan dari semua tindakan hijau, yang paling berbelas kasih, yang paling gagah berani, adalah pola makan vegan.
Alasan ini didasarkan atas efek mendinginkan planet yang signifikan dari menghilangkan metana dari atmosfer, yang terjadi ketika kita beralih ke pola makan vegan organik. Dan selain menghilangkan emisi metana yang berbahaya, metode membajak tanah organik nyatanya dapat menyimpan 40% karbon kembali ke dalam tanah. Maka menjadi vegan adalah cara yang tidak hanya melenyapkan emisi secara berarti, namun bahkan menyerap lebih banyak karbon dari atmosfer.
Dan dengan pendekatan itu, kita mampu menyelamatkan dunia. Karena peralihan menuju pola makan non-hewani menghentikan semua produksi metana dan pencemar yang terkait, belum lagi berbicara tentang kekejaman terhadap hewan, hal itu akan membantu membalik bencana di seluruh planet ini, seperti tsunami, banjir, badai, angin topan, tanah longsor, dan sebagainya.
Faktanya, ketua Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa, Bapak Yvo de Boer, sudah menyatakan pada bulan Juni 2008 bahwa “Solusi terbaik adalah kita semua menjadi vegetarian.” Yang ia maksudkan adalah vegan.
Menjadi Vegan: Gaya Hidup Paling Hijau
[Menghentikan produksi daging] menghemat 80% dari total biaya US$40 triliun untuk mengurangi pemanasan global; memakai 4,5 kali lebih sedikit tanah untuk menanam makanan; menghemat hingga 70% air bersih, menyelamatkan 80% hutan hujan Amazon yang telah dibuka dari lahan penggembalaan hewan. Solusi untuk kelaparan dunia: Membebaskan hingga 3,4 miliar hektar tanah; membebaskan hingga 760 juta ton biji-bijian setiap tahun (ini adalah separuh dari pasokan biji-bijian dunia). Menghemat sepertiga bahan bakar fosil yang dipakai untuk produksi daging; mengurangi pencemaran dari kotoran hewan yang tidak diolah; mempertahankan udara yang lebih bersih, menghemat 4,5 ton emisi dari setiap rumah tangga di AS setiap tahun, menghentikan 80% pemanasan global atau lebih. Daftarnya terus bertambah.
Sebuah kajian yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa pertanian organik melestarikan lapisan tanah yang paling subur dan menjaga badan-badan air bersih, dan jika dipakai di seluruh dunia, akan memiliki potensi untuk menyerap dan menyimpan kurang lebih 40% dari semua emisi CO2 setiap tahun sekarang ini. Ini akan menjadi keuntungan langsung bagi Bumi kita.
Aspek lain dari pertanian vegan organik yang menguntungkan termasuk hal-hal seperti rotasi tanaman, penutupan tanah dengan jerami dan pupuk alami. Rotasi tanaman artinya sebuah ladang ditanami dengan tumbuhan berbeda untuk setiap musim. Pendekatan beragam ini membantu menjaga tumbuhan sehat dan juga memulihkan kesuburan dan nutrisi ke dalam tanah. Metode lain seperti menutupi tanah dengan jerami dan bahkan metode baru yang disebut pertanian organik tanpa membajak membantu menjaga kelembaban dan mengurangi erosi tanah secara berarti.
Jadi, secara umum, pertanian vegan organik mengikuti suatu filsafat hidup yang selaras dengan alam dan perlindungan terhadap Bumi dan semua makhluk. Metode ini melibatkan dukungan terhadap keseimbangan alami antara pertanian dan lingkungan. Dengan berjalannya waktu, kombinasi kepedulian dan praktik melalui teknik-teknik yang tersedia ini dalam jangka panjang dapat mengarahkan menuju pulihnya keseimbangan dari masalah-masalah yang mungkin pernah timbul di masa lampau.
Mengonsumsi Makanan Lokal dan Memakan Daging Organik?
Menariknya, kajian menunjukkan bahwa memakan produk lokal tidak sebaik memakan vegan. Contohnya, ilmuwan di Universitas Carnegie Mellon menghitung bahwa pola makan vegan mengurangi emisi lebih dari tujuh kali dibanding pola makan daging yang 100% lokal. Jadi, makan makanan vegan bahkan lebih baik daripada memakan produk lokal.
Pada kajian lainnya, Foodwatch di Jerman menemukan bahwa beralih dari pola makan daging ke pola makan daging organik hanya menghemat 8% emisi, tetapi beralih ke pola makan vegan, tidak organik – bahkan pola makan vegan tidak organik, mengurangi 86% emisi.[ii] Jadi, kita menyelamatkan planet ini dengan menjadi vegan. Bahkan yang tidak organik! Jadi, kenyataannya, organik itu baik, lokal sangat bagus, tetapi langkah pertama yaitu setidaknya menjadi vegan, organik atau bukan.
Bahkan daging organik nyatanya sama sekali tidak ramah lingkungan; hal itu bahkan butuh tanah lebih luas, dan lebih banyak energi daripada daging tidak organik dalam peternakan hewan. Percayakah Anda? Jadi, bahkan tidak ada gunanya untuk mencoba memelihara hewan secara organik. Yang disebut peternakan unggas “berkelanjutan”, “bebas berkeliaran”, contohnya, butuh energi 20% lebih banyak dan berdampak 20% lebih besar terhadap pemanasan global daripada peternakan unggas tidak organik. Pikirkanlah hal ini. Jadi, kita telah disesatkan selama ini.

Sumber :Veggie life_Mvmd2011

No comments:

Post a Comment